Judul Buku : 15 Cerpen Terbaik Lomba Menulis Cerita Pendek
2009
Penerbit : Kementerian Pendidikan Nasional
Cetakan : I, April 2010
Tebal : 0,5 cm
Jumlah halaman : 161 halaman
“Mulut ini diam. Memang benar, semua berjalan baik. Proses
penebangan berlangsung dengan aman. Dari puncak paling muda hingga pangkal
pohon yang sudah mulai berlumut. Pohon kersen kesayangan sudah berumur hampir 5
tahun. Mengabdikan diri tanpa pilihan. Anak-anak, ibu-ibu, para pedagang,
hingga berjenis burung dan kelelawar. Singkat rasanya setelah dia benar-benar
hilang. Pipiku masih membasah. Lebih sedih lagi. Sejak itu akibat kesalahan
kami karena menebasnya mulai terasa. Sejak batang demi batang hingga pangkal
pohon ditebang, perlahan tapi pasti matahari memelototi kami. Tak ada belas
kasihan.”
Itulah salah satu cuplikan dari cerpen yang berjudul “Pohon
Kersen” yang merupakan kumpulan dari 15 karya terbaik ajang Lomba Menulis
Cerita Pendek (LPMC) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2009. Lomba yang diikuti oleh guru-guru
Bahasa Indonesia di seluruh Indonesia untuk saling berkompetisi mengekspresikan
kemampuannya dalam bentuk karya tulis, khususnya cerita pendek. Setelah
karya-karya terbaik dalam lomba ini dikumpulkan dan disunting kemudian
diterbitkan menjadi buku yang enak dibaca. Buku ini diterbitkan pada tahun 2010
dalam rangka kegiatan peningkatan perpustakaan sekolah dan pelajaran sastra
oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional.
Dalam cerpen ini bertemakan tentang pohon kersen yang
memberi banyak pengaruh bagi kehidupan suatu keluarga yang dibumbui unsur-unsur
mistis di balik penebangan pohonnya. Awalnya penulis hendak memaparkan tentang
keadaan lingkungan, namun dipertengahan cerita terjadi hal yang mengejutkan.
Ceritanya lebih berbau mistis yang dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap
makhluk halus yang bernama jin.
Wanita satu anak yang bernama Lilis ini digambarkan sebagai
seseorang yang terlalu percaya dengan takhayul, ia senantiasa menyangkut
pautkan segala kejadian yang terjadi akibat pohon kersen itu ditebang.
Dalam kumpulan cerpen ini juga terdapat beberapa judul lain
yaitu “Cerita dari Tapal Batas” dan “Kabut”. “Cerita dari Tapal Batas” bertemakan
perjuangan seorang anggota TNI yang ditugaskan di perbatasan Papua, dimana
kehidupan disana sama sekali jauh dari keinginan duniawi dan kegelimangan
harta. Sedangkan “Kabut” bercerita tentang tokoh Nita yang berprofesi sebagai
guru golongan IVA yang benci dengan budaya sogok-menyogok yang terjadi di
sekolah tempat ia mengajar.
Banyak hal yang menarik dari ketiga judul cerpen tersebut.
Kemampuan sang penulis dalam menggunakan pilihan kata yang tepat membuat
pembaca tidak jenuh untuk membaca ceritanya. Jalan cerita dalam cerpennya pun
sulit untuk ditebak hingga membuat pembaca menjadi penasaran. Setiap cerpen
selalu disisipkan amanat-amanat yang selalu berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari, seperti pada cerpen “Pohon Kersen” yang menyisipkan amanat bahwa
kita tidak perlu terlalu mempercayai hal-hal gaib.
Namun di salah satu cerpen yang berjudul “Pohon Kersen”
diakhir ceritanya kurang dapat dimengerti oleh pembaca dengan baik. Karena
kumpulan cerpen ini hasil karya para guru-guru Bahasa dan Sastra Indonesia
sehingga kata-kata yang digunakan terlalu tinggi oleh karena itu tidak cocok
dibaca oleh kalangan non akademik.
1 komentar:
Mana cerita pendeknya
Posting Komentar